Izinkan aku merindumu, Nak!
Meski dalam jarak dan waktu yg terjeda
Smg segera ada sua, serta jabat erat kedua tangan tanpa harus waspada
BELENGGU RINDU
By. Dwi Trisny
Pagi ini, mendung menggelayut berarak di angkasa menebar sendu
Seperti hari-hariku yang berlalu berbalut pilu tanpa adanya canda tawa
Dari mulut-mulut kecil sumber kebahagiaan dan harapan
Yang senantiasa membangkitkan gairah hidup menapak menggapai impian
Pagi ini, kududuk di bawah hangatnya sang mentari yang terhalang
Seperti jumpaku yang terlarang kepada anak-anakku
Kurindu ceria tawanya saat bersendau gurau bersama di halaman sekolah
Berlari berebut uluran tangan si abang somay atau berdesakkan di kantin kecil
Pagi ini, tanpa kusadari bibirku mengembang mengukir senyuman
Terbayang kembali tingkah lucumu di sudut baca
Juga celoteh-celoteh lugu tanpa henti merangkai kisah
Dibumbui sedikit perselisihan sebagai perekat persahabatan
Pagi ini, kembali kurangkai munajad kepada Sang Pemilik Cinta
Berharap mengambil kembali makhluk kecil pembawa bencana
Hingga kedamaian dan ketenangan kembali menghiasi semesta
Bersama melepas rinduku yang terbelenggu
Publish @instastori.id
Rinduku pada anask didikku yg terbelenggu, karena pandemi covid-19 yg tak segera berakhir.
BalasHapusRinduku pada anask didikku yg terbelenggu, karena pandemi covid-19 yg tak segera berakhir.
BalasHapusBagaimana sahabat blogger semua. Adakah rindu bangku sekolah?
Adakah rindu pd sahabat, guru, si abang penjual mainan, bisingnya canda tawa???
Jgn lupa komentarnya yaaa...
BalasHapusBagaimana sahabat blogger semua. Adakah rindu banggku sekolah?
Adakah rindu pd sahabat, guru, si abang penjual mainan, bisingnya canda tawa???
Jgn lupa komentarnya yaaa...