Jumat, 23 Februari 2024

APA ITU DIALOG?

BELAJAR MENULIS DIALOG YANG BAIK DAN BENAR

Dialog atau petikan adalah kalimat yang mewakili ucapan langsung dari seorang tokoh atau tiruan bunyi dari hewan atau benda. Tanpa dialog, sebuah cerita rasanya sangat membosankan, maka dari itu, berikut saya uraikan cara-cara menuliskan dialog

1. Dialog yang berdiri sendiri

Sebuah dialog biasanya ditulis dengan tanda kutip (“…”). Semua tanda baca yang mengakhiri dialog, diapit oleh tanda tersebut. Misalkan:

(a) “Aku hanya manusia biasa.”

(b) “Siapa nama belakangmu?”

(c) “Camkan kata-kataku!”

Perhatikan tiga jenis kalimat di atas! Taruhlah tanda baca (koma, titik, tanda tanya, atau tanda seru, menyesuaikan jenis kalimat) di dalam tanda petik.

Dialog seperti ini (tanpa tag) biasanya kita jumpai di percakapan pertengahan dalam sebuah cerita.

2. Dialog dengan tag

Tag dialog adalah sebuah frase yang mengidentifikasikan siapa yang mengucap dialog tersebut. Misalkan:

(d) “Kemarin aku di rumah saja,” ucap Sekar tiba-tiba.

(e) “Bagaimana kau tahu nomor teleponku?” tanya Amel pada cowok di depannya.

(f) “Pergi!” teriakmu dengan menunjuk pada pintu keluar.

Yang bergaris bawah dinamakan tag dialog yang mengidentifikasi tokoh yang berbicara. Biasanya ditandai dengan kata kerja yang merujuk pada ucapan, misalkan ucap, gerutu, kata, teriak, pekik, maki, tutur, sela, dll. Jangan lupa untuk selalu mengawali tag dialog dengan huruf kecil karena itu merupakan satu kesatuan kalimat bersama dialog sebelumnya.

Pada contoh (d), perhatikan tanda koma yang mengakhiri dialog.

Pada contoh (e) dan (f) tetap gunakan huruf kecil untuk mengawali tag dialog walaupun sebelumnya ada tanda tanya (?) ataupun tanda seru (!).

Bagaimana jika tag berada sebelum dialog dituliskan, misalkan:

(g) Tiba-tiba Sekar berucap, “Kemarin aku di rumah saja.”

(h) Amel bertanya pada cowok di depannya, “Bagaimana kau tahu nomor teleponku?”

(i) Kamu berteriak sambil menunjuk pintu keluar, “Pergi!”

Jika dialog tag berada sebelum dialog, pisahkan dengan tanda koma!

Contoh lain dialog dengan tag:

(j) “Bukan aku yang mencuri,” Anna menggerutu.

(k) “Cepat bangun, Ira!” suara Ibu benar-benar mengagetkanku.

(l) “Bisakah kamu datang besok?” pertanyaan Yuka barusan membuat hati Haikal gundah.

Perhatikan frase yang bergaris bawah. Frase itu mengidentifikasi tokoh yang mengucap dialog sebelumnya. Sebuah tag dialog dapat ditandai jika dialog sebelumya dihapus, maka frase tersebut kurang sempurna. Misalkan: 

(j) Anna menggerutu. (Apa yang digerutukan Anna?)

(k) suara ibu benar-benar mengagetkanku. (Suara yang mana?)

(l) pertanyaan Yuka barusan membuat hati Haikal gundah. (Pertanyaan yang mana?)

Jadi, sebuah tag dialog adalah satu kesatuan kalimat dengan dialog sebelumnya. Jika dialognya dihapus, maka tag tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain frase yang tidak sempurna.


3. Dialog yang diikuti kalimat lain

Terkadang sebuah dialog akan diikuti oleh sebuah frase yang seakan-akan dialog tag tapi sebenarnya kalimat lain yang berdiri sendiri. Misalkan:

(m) “Dunia ini hanya sementara.” Dian memandangku dengan wajah tenang.

(n) “Bagaimana bisa?” Guru itu berdiri dengan kedua tangan menumpu pinggang.

(o) “Jauhi anakku!” Ayah Dewi menunjuk pada pintu keluar.

Jika sebuah dialog tidak diikuti oleh tag, maka akhiri dengan tanda titik, tanya, atau seru sesuai jenis kalimat. Dan awali frase berikutnya dengan huruf kapital.

Perhatikan frase yang bergaris bawah. Melihat susunannya, seakan itu adalah dialog tag. Tapi sebenarnya itu kalimat yang berdiri sendiri yang menjelaskan tindakan yang dilakukan tokoh dalam waktu yang bersamaan atau setelah dialog diucapkan.

Intinya, jika sebuah frase merupakan suatu kegiatan lain yang tidak ada hubungan dengan dialog sebelum atau sesudahnya, maka itu kalimat yang berdiri sendiri dan bukan tag dialog.

Cara membedakannya dengan menghapus dialog sebelumnya. Jika frase dapat bediri sendiri dengan sempurna, maka itu bukan tag dialog. Jika frase masih mengambang (seperti contoh sebelumnya) maka itu bisa jadi tag dialog (karena bisa saja sebuah tag diikuti dialog tidak langsung). Coba kita hapus dialog pada contoh di atas:

(m) Dian memandangku dengan wajah tenang.

(n) Guru itu berdiri dengan kedua tangan menumpu pinggang.

(o) Ayahmu hanya menunjuk pada pintu keluar.

Pada tiga contoh di atas, kalimat tetap dapat berdiri sendiri walaupun dialog sebelumnya telah dihapus.


4. Dialog yang terputus

Jika ingin mendramatisir sebuah cerita, biasanya pengarang akan menyisipkan kalimat yang terputus. Misalkan:

(p) “Bagimana jika …,” jelas Fitri, namun terhenti saat melihat Bu Dwi nampak berjalan memasuki kelas.

(q) “Aku ingin …,” bisik Anna tepat di telinga Rean, “kamu jadi pacarku!”

(r) “Bisakah kamu ….” Mata Sekar nampak berkaca-kaca.

Jika ingin memutus sebuah dialog atau menghilangkan/menunda kata-kata berikutnya, gunakan tanda elipsis (…)

Pada contoh (m) dan (n) dialog diikuti dengan tag, jadi akhiri dengan tanda koma. Jika ada kelanjutan dialog di akhir kalimat, pisahkan dialog tag dengan tanda koma dan awali dialog dengan huruf kecil. Karena frase itu kelanjutan dari frase sebelumnya.

Pada contoh (p), dialog tidak diikuti oleh tag. Jadi tambahkan satu titik di belakang dialog yang berfungsi sebagai penutup kalimat. (Atau jika menggunakan tanda baca lain, misalkan tanda tanya/seru, cukup gunakan tiga titik diikuti tanda baca berikutnya.)

Tanda elipsis yang berfungsi sebagai kata ganti kata yang hilang atau terputus, gunakan spasi untuk memisah dengan kata sebelumnya. Jadi anggap saja tanda elipsis adalah sebuah kata juga namun dihilangkan/ditunda.

Namun tetap berhati-hati dalam menuliskan sebuah dialog yang terputus-putus. Karena kurang enak dibaca jika terlalu sering digunakan. Kecuali tokoh memang gagap.


5.Ungkapan seruan

Ungkapan seruan seperti aduh, ah, ya, wah, wow, em, hmmm, dll, pisahkan dengan tanda  https://goresanpenadwis.blogspot.com/2024/02/apa-itu-dialog.html terputus karena aktivitas lain di tengah-tengah

Terkadang, sebuah dialog bisa saja terputus oleh aktifitas lain yang bukan tag dialog. Misalkan:

(v) “Menurut hukum newton tiga …” –Benjo membuka kembali buku fisikanya– “gaya aksi sama dengan gaya reaksi.”

Perhatikan contoh di atas! Jika dialog terputus oleh aktivitas lain ditengah-tengah, gunakan tanda pisah N Dash (–) untuk mengapit kegiatan tersebut, kemudian lanjutkan dialog dengan huruf kecil.

Sesuai kegunaan tanda pisah (–/—) dalam EYD bahwa tanda pisah digunakan untuk menyisipkan keterangan lain di luar bangun kalimat.

Jika tidak menemukan tanda N Dash di keyboard Android, pencet dan tahan tanda hubung (-) hingga muncul tiga tanda pisah M Dash (—) dan N Dash (–). Disebut M Dash karena lebar tandanya sama dengan karakter M, sedang N Dash lebarnya sama dengan huruf N.

Saya belum mendapat referensi apakah yang benar menggunakan tanda M Dash atau N Dash dalam menyisipkan sebuah aktifitas pada dialog. Karena nampaknya EYD Bahasa Indonesia belum mengatur perbedaan pengunaan kedua tanda baca tersebut.

Perlu diketahui juga, tanda hubung (-) dan tanda pisah (–/—) mempunyai beda kegunaan. Semoga lain kali saya punya waktu untuk menjelaskan perbedaan dua tanda ini.


7. Dialog di dalam dialog

Bagaimana jika ada sebuah dialog di dalam dialog? Misalkan:

“Aku sudah minta ijin ke ayahmu, katanya, ‘Jangan coba-coba ngajak keluar putriku malam-malam!’, sambil membawa sebilah parang yang diarahkan tepat di depan wajahku,” jelasku lewat sambungan telepon.

Gunakan tanda petik tunggal (‘…’) untuk mengapit dialog dalam sebuah dialog. Kamudian pisahkan dengan tanda koma untuk PEMISAHAN dengan kalimat selanjutnya.


8. Dialog yang terlalu panjang

Pada saat tertentu, kita terkadang diharuskan untuk memisah dialog menjadi beberapa paragraf jika dirasa terlalu panjang. Misalkan:

(x) Lauren bercerita banyak, “Saat aku masuk ke hutan itu, aku tak sengaja menginjak sebuah jebakan babi hutan yang dipasang oleh penduduk pribumi. Badanku terseret tali hingga menggelantung dengan kepala di bawah. Sekejab itu aku langsung pingsan karena rasa kaget dan takut yang bercampur aduk.


Setelah beberapa saat, aku pun sadarkan diri. Kulihat sekelilingku, banyak penduduk pribumi mengelilingiku dengan tombak yang siap menancap ke tubuhku. Buluku semakin berkidik saat kucium aroma darah yang menelisik masuk ke hidung. Aku benar-benar pasrah saat itu.”

Dialog yang terlalu panjang bisa saja dipisahkan menjadi dua paragraf atau lebih. Perhatikan tanda kutipnya, cukup taruh di awal paragraf pertama, dan di akhir di paragraf terakhir.

Memang ada sebagian dialog yang tetap menggunakan tanda petik di awal dan akhir dialog walaupun dialognya terpisah menjadi dua paragraf. Namun menurut saya, contoh di atas lah yang benar.

Cara yang sama juga bisa dilakukan untuk dialog yang berisikan puisi. Misalkan:

(y) Reno membacakan puisi itu dengan suara merdu,

Pergilah sayang, pergi!

Jangan hiraukan aku yang gila ini

Jika hidupku dan hidupmu hanyalah racun yang saling bunuh

Gelas yang retak tak kan bisa disatukan lagi

Contoh (y) adalah dialog yang berisi bacaan tentang puisi. Cukup taruh tanda petik di awal baris pertama dan di akhir baris terakhir.


9. Sapaan dalam sebuah dialog

Untuk menuliskan sebuah sapaan atau kata ganti kepada seorang tokoh dalam dialog, gunakan huruf kapital untuk mengawalinya. Misalkan:

(z) “Apa kamu akan menyia-nyiakan masakan ibu, Nak?”

(aa) “Apa besok Ayah ada acara?”

(ab) “Mungkin Ibu akan segera mendapat kabar dari Pak Darman.”

(ac) “Di rumahku dingin banget lho, Yank!”


10. Dialog yang berisi angka

Penulisan angka dalam sebuah dialog harus dituliskan dengan huruf atau dieja kata. Misalkan:

(ad) “Sekarang baru pukul empat lebih dua puluh tiga menit.”

(ae) “Sisa kembaliannya tujuh juta tiga ratus dua puluh lima ribu lima ratus tiga puluh dua rupiah lima puluh sen ya, Bu!”

Untuk sementara itu dulu yang bisa saya sampaikan. Nanti kalau ada informasi baru akan saya update. Oh iya, jika ada yang salah dari uraian di atas, mohon kasih komentarnya, ya! Karena saya sebenarnya bukan ahli di bidang tata cara menulis. Artikel ini hanya berasal dari pencarian, pengamatan, dan diskusi sama teman-teman. Terimakasih!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar/ kritik/ saran dengan kata-kata yang sopan.

APA ITU DIALOG?

BELAJAR MENULIS DIALOG YANG BAIK DAN BENAR Dialog atau petikan adalah kalimat yang mewakili ucapan langsung dari seorang tokoh atau tiruan b...