Minggu, 14 Juni 2020

SURGA SEORANG ISTRI



DI MANAKAH LETAK SURGA SEORANG ISTRI?
By. Dwi Trisny

Wahai para ibu dan para istri...
Bagaimana perasaan Ibu jika memikili seorang suami yang mapan, sukses, karirnya bagus, dan hartanya berlimpah? Tentu akan sangat bahagia ya...
Lalu, bagaimana pula perasaan Ibu jika sebaliknya? Memiliki seorang suami pengangguran, tidak punya penghasilan, istri banting tulang sendiri, suami hanya ongkang-ongkang di rumah saja? Sedih, marah, geram, benci, atau mungkin minta cerai? Baik, saya ada cerita percakapan antara seorang Kyai dengan seorang Ibu yang berkeluh kesah tentang keadaan suaminya. Simak dulu ceritanya, dan ambil hikmah setelahnya.... 

Ada seorang istri yang ingin bercerai dengan suaminya. Namun sebelumnya dia meminta pendapat kepada seorang Kyai besar.

Istri.: "Mbah Mun (sapaan akrab Kyai besar itu), saya sudah tidak kuat dengan suami saya. Saya mau cerai saja, Mbah..."

Kyai. : "Lho, kok nggak kuat itu memangnya ada apa, Bu?"

Istri. : "Iya Mbah, suami saya sudah tidak kerja, cuma nganggur saja, tidak bisa jadi pemimpin untuk anak-anak. Nanti bagaimana anak-anak saya kalau ayahnya seperti itu. Saya yang harus capek-capek kerja, eee dia malah santai saja di rumah...."

Kyai.: "Oooh cuma gara-gara itu saja? Hehehe..."

Istri.: "Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yang paling utama."

Kyai.: "Hmmttt, iya... Lha, terus ini ke saya maunya apa?"

Istri.: Ya saya minta saran dari Mbah Mun.

Kyai: "Lha wong sudah punya keputusan gitu kok minta saran saya. Mau mendengarkan pandangan saya...?"

Istri: "Iya, Mbah... mau."

Kyai.: "Begini... ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya nggak bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudah nggak muat banyak, nggak ada gantungan pakaiannya, nggak ada lacinya, nggak bisa dikunci, malah boros listrik... Nah, itulah kalau kita pakai produk nggak sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai nggak sesuai peruntukannya ya nggak akan puas."

Istri.: "Mmm... trus apa hubungannya dengan suami saya, Mbah?"

Kyai.: "Ya... ibu berharap banget suami ibu bisa menjalankan fungsi sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya nggak dipakai."

Istri.: "Saya nggak berharap lebih kok Mbah Mun. Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik."

Kyai.: "Iya... itu mah cuma fungsi sampingan seorang suami. Sayang lah kalau suami cuma diharapkan jadi begitu saja. Fungsi primernya yang paling utama malah nggak ibu kejar."

Istri.: "Mmmmm... emang apa fungsi primernya seorang suami, Mbah?"

Kyai.: "Fungsi primer suami itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa-dosa ibu di neraka.
Saat ibu dapat ridha dari suami, maka semua dosa-dosa ibu langsung dimaafkan oleh Allah atas keridhaan suami ibu. 
Jadi, seorang suami duduk diam saja, itu sangat manfaat untuk ibu, tinggal ibu saja gunakan fungsinya dengan maksimal. 
Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa untuk dapatkan ridha suami. 
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan “Ayyumam roatin maatat wa zaujuha ‘anha roodhin dakholatil jannah.”
Yang artinya: “Seorang istri meninggal dunia dan suaminya ridha sepenuhnya kepadanya, maka dia langsung masuk surga.”
Selebihnya, itu cuma fungsi sekunder dari suami. Kejarlah dulu yang utama ini.
Suami nggak kerja ya nggak apa-apa... yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi ibu dari api neraka.
Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa-dosa ibu nggak ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan sudah nggak ada dosa sama sekali.
Ibu tinggal cari ridhanya suami. Kalau memang ibu yang cari nafkah ya nggak apa-apa. Semua harta yang ibu berikan ke anak dan keluarga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia dari pada sedekah ke anak yatim."

Istri.: "Kok bisa lebih mulia dari anak yatim?"

Kyai.: "Ya karena anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikan sedekah kepadanya hukumnya sunnah. Sementara suami, terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu. Silahkan, bersedekah untuk orang lain dan keluarga, tapi yang untuk keluarga itu yang lebih utama."

Istri.: "Tapi... kalau suami zalim bagaimana? Bahkan melakukan KDRT ke keluarga?"

Kyai.: "Ya tidak apa-apa ... tetap pertahankan. Krn semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya.
Sementara... Ibu fokus saja terus untuk mencari ridhanya suami.
Pernah dengar? Istrinya Fir’aun masuk syurga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT? Bukan hanya ke sang istri, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi-bayi.
Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Doa terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an.
Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim” (66:11).

Istri.: "Ya Allah... Mbah Mun ... terima kasih atas tausyiahnya. Lalu apa yang harus saya lakukan?"

Kyai.: "Ibu mau ikuti saran dari saya?"

Istri.: "Apa itu Mbah Mun..?"

Kyai.: "Lakukan ini selama 7 hari saja... setiap malam, tanyakan ke suami ibu, “Abang, berapa persen ridhanya abang sama aku hari ini?”
Kalau dia jawab 95%... jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, teh, hidangkan buah, apapun... sampai dia mau jawab 100%. Baru setelah dia jawab “iya, aku ridha sama kamu 100%” nah silahkan tidur....
Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.

Istri.: "Baik Mbah Mun..."

Kyai.: "Semoga Allah memuliakan ibu dan suami ibu."
Istri.: "Aamiin Ya Rabb... terima kasih Mbah ...


SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG LAGI MENGHADAP KYAI

Istri.: "Mbah.... Ya Allah... terima kasih banyak. Saya tidak tahu mau matur apa sama Mbah Mun... terima kasih sudah merubah hidup saya. Hanya Allah yang bisa memuliakan Mbah Mun dan keluarga..."

Kyai.: "Alhamdulillah... bagaimana, saran saya, sdh dijalankan?"

Istri.: lIya Mbah Mun... dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif mencari pekerjaan... walaupun belum dapat, saya sudah cukup bahagia Mbah Mun, dia mau membantu saya nganter ke manacmana.... Ya Allah... terima kasih Mbah Mun...

Kyai.: "Alhamdulillah..."

Istri.: "Saya mau terus melakukan saran Mbah Mun, tidak hanya 7 hari..., tapi mau saya lakukan selamanya boleh Mbah...?"

Kyai.: "Buoleh sekali... lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan Husnul Khotimah..."

Istri.: Iya Mbah... terima kasih."

Kyai.: "Sama-sama, Bu"


Dari percakapan di atas dapat digarisbawahi, bahwa surga seorang istri terletak kepada ridha suaminya. Seperti apapun perilaku suami, sang istri wajib menghormati dan meminta ridhanya. Karena, apapun yang dilakulan sang istri jika tidak mendapat ridha suami semuanya hanya sia-sia belaka, bahkan bisa menjadikan sebuah dosa.

Wallahu a'lamu bishowab

Catatan:
Kyai besar itu adalah KH. Maimun Zubair
(yg akrab dipanggil dengan Mbah Mun)
Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Seorang ulama besar dan Tokoh NU dari Jawa Tengah.


------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar/ kritik/ saran dengan kata-kata yang sopan.

APA ITU DIALOG?

BELAJAR MENULIS DIALOG YANG BAIK DAN BENAR Dialog atau petikan adalah kalimat yang mewakili ucapan langsung dari seorang tokoh atau tiruan b...