Minggu, 24 April 2022

 CARA MENULIS DIALOG PADA CERPEN/NOVEL


Dalam sebuah cerpen, tentunya tidak mengenakkan jika keseluruhannya terdiri dari narasi ataupun deskripsi panjang yang tak ada habisnya. Tentunya pembaca akan bosan dengan isi cerpen seperti itu.
Adanya dialog dalam sebuah cerpen membuat cerpen menjadi lebih hidup.  Upaya penulis untuk menunjukkan (showing) dalam cerpennya, mengajak pembaca untuk masuk ke dalam cerita, memahami setiap karakter tokoh cerita.
Dialog? Apa sih yang dimaksud dengan dialog? 
Dialog adalah percakapan antar dua orang atau lebih, yang disajikan baik secara lisan atau tulisan pada sebuah karya seperti Novel, Sandiwara, cerita dan sebagainya.
Menurut jenisnya, ada dua jenis dialog pada cerita (cerpen/novel), yaitu:

1. Dialog Aksi.

Dialog Aksi adalah dialog atau percakapan yang diikuti oleh aksi atau tindakan orang yang mengucapkan percakapan, dan tidak diikuti oleh frasa untuk menginformasikan identitas orang yang mengucapkan percakapan.

Contoh: “Aku sayang Bunda!” Merangkul dan memeluk bundanya dengan penuh kasih sayang.

Bia mencium gemas adiknya. “Lucu banget si kamu.”

2. Dialog Tag

Dialog Tag adalah dialog atau percakapan yang diikuti dengan frasa untuk menginformasikan identitas orang yang mengucapkan percakapan.

Kata-kata yang biasa digunakan untuk dialog tag antara lain: ucap, kata, tanya, jawab, bentak, sindir, cela, teriak, panggil dan seterusnya.

Contoh: “Lepaskan!” teriak Lastri, menangis sesenggukan.

Adik berlari, “Pulangnya beli kue ya!” pintanya pada sang kakak yang akan berangkat kerja.

Lalu bagaimana cara menulis dialog yang tepat? Mari kita bahas bersama!

Menulis dialog itu mudah saat kita tahu aturan yang mengikutinya. Apa saja aturan tersebut:

1. Menggunakan tanda petik dua (“) sebelum dan sesudah tanda baca di akhir dialog.

Contoh: (a) Harumnya.”  (b) Enak ya makanannya?”

Setelah tanda petik pembuka tidak perlu diberi spasi.

Antara tanda baca di akhir dialog dengan tanda petik penutup juga tidak perlu diberi spasi.

Antara petik penutup dengan kata yang berikutnya harus diberi spasi.

2. Setelah tanda petik dua (“) pada awal dialog. Huruf pertama pada kata pertama menggunakan huruf Kapital.

Contoh: “Cantik!” kata Laras tersenyum.

“Ayah sayang kamu.” Memeluk erat sebuah pigura.


Penggunaan tanda titik (.) di akhir dialog.

Tanda titik (.) di akhir dialog diletakkan sebelum tanda petik tanpa diberi spasi. Narasi berikutnya diawali dengan huruf kapital.

Contoh:

Salah  : “Aku yakin kamu penulisnya”.

Benar  : “Aku yakin kamu penulisnya.” Dodi menyatakan pendapatnya.


Jika narasinya berada di awal, maka penulisannya seperti berikut.

Contoh:

Salah  : Dodi menyatakan pendapatnya, “Aku yakin kamu penulisnya.”

Benar  : Dodi menyatakan pendapatnya. “Aku yakin kamu penulisnya.”


Penggunaan tanda koma (,), seru (!) dan tanya (?) di akhir dialog.

Tanda koma (,), seru (!) dan tanya (?) di akhir dialog diletakkan sebelum tanda petik tanpa diberi spasi. Kalimat tag setelahnya diawali dengan huruf kecil.


Penggunaan tanda koma (,)

Biasanya, digunakan bersamaan dengan dialog tag. Apa itu dialog tag?

Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca. Selain itu, dialog tag digunakan apabila dialog tersebut isinya tentang pengungkapan sesuatu. Di awali dengan huruf kecil setelah tanda petik. Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas, ungkap, dan lain sebagainya.”

Salah  : “Sebenarnya bukan dia yang merusak”, Ucap Dodi.

Salah  : “Sebenarnya bukan dia yang merusak,” Ucap Dodi.

Salah  : “Sebenarnya bukan dia yang merusak”, ucap Dodi.

Benar  : “Sebenarnya bukan dia yang merusak,” ucap Dodi.

Jika kalimat tag ada di depan, maka penulisannya seperti ini:

Dodi berucap, “Sebenarnya bukan dia yang merusak.”


Penggunaan tanda seru (!)

Salah  : “Jangan berisik”! teriak Bobi.

Benar  : “Jangan berisik!” teriak Bobi.


Penggunaan tanda tanya (?)

Salah  : “Mengapa kau tega padaku”? tanyaku lirih.

Benar  : “Mengapa kau tega padaku?” tanyaku lirih.

Benar  : “Mengapa dia tega meninggalkanku sendiri?” Ranti terus bertanya pada dirinya sendiri.


Penggunaan ellipsis/ titik tiga (…)

Tanda ini biasanya digunakan untuk memberikan jeda pada dialog. Sebelum dan sesudah tanda ellipsis harus diberi spasi.

Elipsis di belakang dialog dan tanpa narasi lagi. Titik terakhir (keempat) sebagai titik akhir kalimat.

Contoh 1 : “Jangan membohongiku lagi. Kumohon ….”

Elipsis ada di belakang dan tidak ada narasi lagi.

Kok titiknya ada 4? Karena titik yang terakhir (keempat) perupakan tanda baca di akhir kalimat pernyataan.

Contoh 2 : “Jangan membohongiku lagi. Kumohon …” ujar Ranti pelan.

Nah, ini adalah contoh ellipsis yang berada di belakang dan masih ada narasi lagi setelahnya.


Penggunaan tanda dash (-) dalam dialog.

Tanda ini biasanya digunakan untuk dialig yang terputus-putus atau terpotong.

Contoh 1  :

“Ti-dak. Bukan aku yang ingin berpisah denganmu,” jawab Ranti terputus-putus.

Contoh 2  :

“Jadi be-” jawab Ranti terpotong karena Rio lebih dulu menyela ucapannya.


Penggunaan nama dan atau nama panggilan dalam dialog.

Contoh 1  : “Aku yakin pasti Dia tahu,” ucap Doni mantap.

Contoh 2  : “Aku yakin pasti dia merasakan juga,” balas Ranti lirih.

Perhatikan contoh 1 dan 2!

Pada contoh 1, kata “Dia” diawali dengan huruf kapital. Mengapa? Karena orang yang dimaksud berada di sana atau terlibat dalam percakapan tersebut.


Sedangkan pada contoh 2, kata “Dia” diawali dengan huruf kecil. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang dimaksud tidak berada di sana atau tidak terlibat dalam percakapan secara langsung.


Penggunaan kata “kan” dalam dialog.

Perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh :

“Dia itu bosmu, kan?”

Perhatikan cara meletakannya. Tak jarang kita menemukan kalimat seperti ini dalam beberapa cerita.

Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.


Demikian beberapa contoh penulisan dialog dan penggunaan tanda bacanya dalam karya fiksi.


Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Salam literasi!

1 komentar:

  1. Ijin bertanya bu, jika menuliskan ucapan dengan penekanan bagaimana penulis yang benar. Misal: "Sakiiiiit!" Rio berteriak ketika tiba-tiba jarinya terjepit pintu kelas yang didorong Elsa dari dalam. Penulisan demikian sudah memenuhi kaidah apa masih salah? Mohon pencerahannya. Terima kasih.

    BalasHapus

Berikan komentar/ kritik/ saran dengan kata-kata yang sopan.

APA ITU DIALOG?

BELAJAR MENULIS DIALOG YANG BAIK DAN BENAR Dialog atau petikan adalah kalimat yang mewakili ucapan langsung dari seorang tokoh atau tiruan b...