Kamis, 16 Juli 2020

MENGENALI GAYA BELAJAR SISWA


MENGENALI TIPE GAYA BELAJAR SISWA

Oleh: Dwi Trisny

Salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan individu adalah belajar. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. 

Berikut beberapa definisi belajar menurut para ahli. Witherington (1952): “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan."
Crow & Crow (1958): “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru."
Gage & Berliner: “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. 
Setiap orang memiliki gaya belajar sendiri-sendiri. Namun dari betbagai gaya belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam gaya yang dikenal dengan istilah VAK (Visual, Auditori, Kinestetik).
Berikut paparan ketiga gaya belajar yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Visual (V)

Siswa yang visual belajar melalui apa yang mereka lihat. Tipe visual akan dapat menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dipahami melalui penglihatannya. Membaca buku, melihat gambar, melihat secara langsung adalah cara belajar yang paling disukainya.

Tipe visual akan memilih duduk di kursi depan, agar dapat melihat dengan jelas guru dan papan tulis. Mereka sangat bagus menuliskan ulang apa yang ada di papan tulis, tetapi kadang suka terlewat instruksi yang diberikan secara oral (dikte)

2. Auditori (A)

Siswa auditori belajar melalui apa yang mereka dengarkan. Tipe auditori akan dapat menyerap pelajaran lebih baik dengan mendengarkan. Mereka lebih suka segala sesuatunya dijelaskan melaui suara/ perkataan. Tipe pendengar biasanya merekam informasi yang telah diucapkan. Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih nyaman belajar jika disertai suara musik pelan. Mereka biasanya mengingat pelajaran dalam bentuk lagu favorit. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan belajar, selama materinya disampaikan dengan cara audio.

3. Kinestetik (K)

Siswa kinestetik belajar melalui apa yang mereka lakukan. Siswa dengan kemampuan belajar kinestetik tidak bisa hanya duduk tenang dan menunggu informasi yang disampaikan. Mereka tertarik mencari sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui tanpa harus selalu membaca buku panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan penjelasan guru di sekolah.


Selain itu, tipe kinestetik sangat suka berjalan-jalan karena mereka melihat lingkungan sekitar dengan cara berbeda. Bagi mereka, bumi adalah sebuah taman bermain raksasa yang penuh dengan berbagai hal menarik yang ingin mereka ketahui dan jelajahi.

Ciri-ciri yang dapat diamati untuk mengenali tipe gaya belajar seseorang. 

1. Visual

a. Berbicara agak cepat dan kadang mata melirik ke atas.
b. Lebih mudah mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar.
c. Memperhatikan penampilannya dalam berpakaian.
d. Tidak merasa risih dengan keramaian.
e. Suka menggambar.
f. Lebih suka membaca sendiri, daripada dibacakan.

2. Auditori

a. Senang mendengarkan.
b. Mudah terganggu oleh keramaian.
c. Lebih nyaman belajar dan memahami sesuatu dengan mendengarkan, daripada melihat.
d. Berbicara dengan irama yang sedang dan terpola.
e. Biasanya membaca buku dengan keras, agar dia bisa mendengarkan suaranya sendiri.
f. Dapat mengulangi lagi nada, irama atau musik yang baru saja didengar.

3. Kinestetik

a. Lebih nyaman belajar dengan praktik.
b. Berbicara perlahan.
c. Saat berkomunikasi suka menggunakan isyarat tubuh.
d. Menggunakan jari sebagai penunjuk saat membaca.
e. Sulit mengingat jalan atau suatu tempat, kecuali jika mereka pernah datang ke jalan/ tempat itu.
f. Lebih suka bercerita daripada menulis.

Mengapa guru dan siswa perlu mengetahui gaya belajar siswa? Guru merupakan orang yang terlibat dalam pembelajaran. 
Bagi siswa, dengan mengetahui gaya belajarnya mereka, diharapkan mereka dapat menyerap informasi secara maksimal pembelajaran yang berlangsung sesuai gaya belajarnya.

Bagi guru, dengan mengetahui gaya belajar siswa ia dapat memfasilitasi pembelajaran di kelasnya sesuai dengan gaya belajar yang disukai siswa. Maksudnya, setiap guru mata pelajaran harus memahami bahwa informasi sering muncul dalam bentuk verbal dan visual, dan sebagian besar informasi akan hilang pada seseorang yang tidak memfungsikan kedua keterampilan ini dengan baik. 
Dalam konteks pembelajaran di kelas, mengingat dalam satu kelas terdiri atas beberapa tipe pembelajar, jika guru mengajar dengan gaya yang kurang diminati siswa, maka siswa akan merasakan ketidak nyaman dan bosan. Di sisi lain, jika guru hanya mengajar dengan menggunakan gaya belajar tertentu yang hanya disukai siswa tertentu saja, dapat berakibat para siswa ini mungkin tidak mengembangkan kecekatan mental yang mereka perlukan untuk berprestasi di kelas atau mencapai potensi sebagai profesional. 
Tujuan pendidikan adalah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka, baik dalam gaya belajar yang disukai maupun yang kurang disukai. Dengan kata lain, guru harus memiliki kekayaan model/metode untuk dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang optimal sesuai dengan materi pembelajaran serta tipe pembelajaran siswanya yang beragam.

Di sekolah, pembelajaran biasanya dilakukan dengan multigaya. Artinya, peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk aktif mendengar, melihat, dan mempraktikkan (bergerak) mengingat sistem pembelajaran yang umum dilaksanakan di negara kita secara klasikal. Walaupun masing-masing dari peserta didik belajar dengan ketiga modalitas tersebut pada tahapan tertentu, kebanyakan anak lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengetahui gaya belajar siswa adalah dengan membagikan kuesioner/ angket. Setelah mendapatkan jawaban dari angket yang dibagikan, maka guru dapat mengambil suatu kesimpulan. Kesimplan tersebut dijadikan dasar dalam merancang kegiatan pembelajaran serta pengelolaan kelas dan siswa.

Selamat belajar, semoga pembelajaran anda menyenangkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar/ kritik/ saran dengan kata-kata yang sopan.

APA ITU DIALOG?

BELAJAR MENULIS DIALOG YANG BAIK DAN BENAR Dialog atau petikan adalah kalimat yang mewakili ucapan langsung dari seorang tokoh atau tiruan b...